FUNGSI RUTIN
PERPUSTAKAAN
A.
Fungsi Rutin
Rutin disebut
juga rutinitas. Runtinitas itu sendiri adalah kegiatan yang dilakukan
sehari-hari secara berulang-ulang. Sehingga syarat dari fungsi rutin adalah
membutuhkan pemikiran minimal mencakup kearsipan, pengadaan yang dilaksanakan
pada kegiatan sehari-hari (secara berulang-ulang).
B.
Pekerjaan Rutin di Perpustakaan
Tugas rutin
pekerjaan pengelola perpustakaan dibedakan dalam 3 urutan. Dimulai dari
pengadaan, pengolahan bahan pustaka hingga pelayanan. Untuk lebih detilnya
sebagai berikut;
1.
Pengadaan
Dalam pengadaan koleksi, kegiatan dimulai dari
seleksi bahan pustak, pemesanan atau pembelian langsung dan penerimaan koleksi.
Sebelum semua kegiatan ini dilakukan, perpustakaan perlu mengadakan survey
tentang kekuatan koleksi dan survey mengenai kebutuhan pengguna perpustakaan.
Kepala perpustakaan adalah penanggungjawab kegiatan seleksi pustaka.
Ø Dasar-dasar
Pengadaan
Kesalahan dalam membeli bahan pustaka menyebabkan
pemborosan dana, waktu, dan tenaga. Koleksi tidak akan dibaca dan memenuhi rak.
Oleh sebab itu, seleksi perlu dilakukan oleh sebuah tim khusus, yang terdiri
atas staf senior dari berbagai bagian yang mempunyai wawasan luas tentang
kegiatan organisasinya. Mereka dipilih dan diangkat paling tidak untuk masa
kerja 2 atau tiga tahun. Tim seleksi mempunyai tugas dan kewajiban untuk
menilai, memilih dan member masukan mengenai pustaka yang akan menjadi koleksi
pustaka atau yang akan dikeluarkan (disiangi) dari koleksi perpustakaan.
Pemilihan bahan pustaka dilakukan melalui
sarana khusus, seperti catalog penerbit, bibliografi, subjek khusus, resensi
buku, CD-ROM, internet atau masukan dari pengguna. Untuk mencocokkan data
bibliografi atau verifikasi, dapat digunakan catalog penerbit terbaru, atau
bibliografi nasional maupun internasional. Bentuk bahan pustaka itu sendiri
berbentuk tercetak dan tidak tercetak. Bahan tercetak dapat berupa buku
(monograf), buku untuk memperkaya wawasan dan buku rujukan (referens), dan
bahan bukan buku, seperti terbitan berkala (junal/majalah, surat kabar) peta,
brosur/pamphlet, dan sebagainya. Bahan tidak tercetak yang umumnya, seperti
koleksi CD (compact disc), video, bentuk mikro, perlu koleksi.
Ø Pengadaan koleksi diperoleh dari
pembelian, tukar menukar, hadiah, titipan atau menerbitkan sendiri.
a) Pembelian
Pembelian
bahan pustaka dilakukan berdasarkan hasil seleksi yang telah dilakukan oleh Tim
seleksi. Cara pembelian adalah melalui penerbit, took buku langsung, pemesanan
melalui agen, atau pemesanan secara tetap (standing order). Untuk
terbitan berkala dipertimbangkan harga langganannya. Apabila harga langganannya
terlalu mahal dan tidak ada jurnal alternatifnya, sedangkan peminatnya banyak,
maka jurnal tersebut wajib dilanggan.
b) Tukar menukar
Cara
pengadaan ini dilakukan dengan cara aktif menghubungi lembaga lain, untuk
menukarkan bahan pustaka yang tidak dijadikan koleksi dengan bahan pustaka dari
lembaga yang dihubungi. Bahan pustaka tersebut harus sesuai dengan kebutuhan
lembaga induk.
c) Hadiah
Perpustakaan
dapat menambah koleksi melalui penerimaan hadiah dari lembaga lain atau
perorangan, dengan syarat bahwa sebaiknya hadiah disesuaikan dengan kebutuhan
perpustakaan. Hadiah yang tidak sesuai dapat digunakan sebagai bahan pertukaran
koleksi atau disumbangkan bagi yang memerlukan. Baik hadiah yang berasal dari
pemberian maupun dari permintaan perpustakaan sendiri, pengelola sebaiknya
mengirimkan ucapan terimakasih.
d) Titipan
Biasanya, koleksi yang
dititipkan di perpustakaan adalah milik orang-orang yang tidak tahu lagi, tidak
menginginkan lagi menyimpan koleksinya atau memang ingin agar masyarakat dapat
mengakses koleksinya dengan lebih mudah. Umumnya, mereka adalah orang-orang
yang pernah dekat pada lembaga terkait, sehingga menaruh kepercayaan untuk
menyimpankan buku-bukunya.
e)
Menerbitkan
sendiri
Perpustakaan
atau bahkan lembaga induk dapat menerbitkan buku, misalnya buku berisi
informasi tentang lembaga, tentang produk atau jasa yang dihasilkan, dan lain
sebagainya.
Ø Pengembangan koleksi
Pengembangan
koleksi perlu dilakukan secara periodic dengan melakukan evaluasi. Dari hasil
evaluasi, petugas perpustakaan dapat mengetahui keadaan nyata koleksi
perpustakaan, baik dari segi kualitas maupun kuantitas. Hasil tersebut juga
digunakan sebagai alat kontrol dari kebijakan pengembangan koleksi, dan
menentukan kebijakan perawatan koleksi perpustakaan. Tujuan lain adalah untuk
menghemat tempat dan memberi tempat untuk koleksi yang mutakhir dan menjadikan
koleksi pustaka lebih akurat, relevan , mutakhir dan lebih menarik.
Evaluasi
dapat dilakukan dengan inventarisasi (stock opname). Kegiatan ini
dilakukan untuk mengetahui keadaan koleksi ditinjau dari segi kuantitas dan
segi pemanfaatan koleksi serta segi kondisi fisik pustaka. Kegiatan ini dapat
dilakukan setahun sekali atau dua tahun sekali, dengan mengerahkan seluruh staf
perpustakaan yang disesuaikan dengan kebijakan perpustakaan. Memeriksa pustaka
yang masih tercatat sesuai dengan katalog perpustakaan, biasanya disebut dengan
istilah shelflist. Mencatat apakah masih ada di rak, dipinjam atau hilang.
Kegiatan
yang sering terlupakan adalah pemeliharaan koleksi. Pada kenyataannya, banyak
perpustakaan (tentu saja tidak semua) yang tidak melakukannya. Hal ini bisa
dimaklumi sebab pekerjaan ini tidak rutin dilakukan, hanya pada waktu-waktu
tertentu, jadi seringkali terlupakan. Kegiatan pemeliharaan koleksi meliputi :
a.
Reproduksi
Koleksi
yang tergolong langka (baik koleksi yang sulit dan jarang ditemukan; koleksi
yang berharga mahal; koleksi yang sering digunakan) sebaiknya dilestarikan
dengan memproduksi ulang. Caranya: fotokopi; membuatnya dalam bentuk mikro;
membuat duplikasi dari pustaka bukan buku.
b.
Penyiangan
(weeding)
Kegiatan
ini merupakan proses berkesinambungan dan dilakukan secara teratur untuk
mengeluarkan pustaka dari jajaran koleksi. Penyiangan dilakukan terhadap
pustaka dalam berbagai format yang dianggap: 1) Nilai atau kandungan
informasinya sudah kadaluwarsa, tidak sesuai dengan perkembangan ilmu
pengetahuan yang mutakhir; 2) Pustaka yang isinya sudah tidak lengkap, sudah
dalam keadaan rusak berat dan tidak mungkin diperbaiki kembali; 3) Sudah ada
edisi baru yang lebih lengkap dan mutakhir informasinya; 4) Pustaka sudah tidak
pernah dipinjam lebih dari 5 tahun sejak pertama berada di perpustakaan dan
jumlahnya terlalu banyak; 5) Pustaka yang disensor.
c.
Penjilidan
Penjilidan
ulang dilakukan terhadap koleksi yang sampulnya rusak; koleksi yang terlalu
tipis; koleksi yang jilidannya lepas; atau sekumpulan majalah lepas.
d.
Laminasi
Pustaka
yang mempunyai sampul yang rapuh dan mudah koyak, atau sampul kain yang mudah
dihinggapi hewan-hewan kecil seperti rayap, sebaiknya diberi pelindung plastik.
Sebelumnya dapat dilakukan penyemprotan dengan bahan kimia (coating).
Selain melakukan
tindakan pemeliharaan, perpustakaan perlu mengetahui faktor-faktor perusak
pustaka, sehingga dapat mengambil tindakan pencegahan dan jika terlanjur
terjadi, mudah mengatasinya. Faktor tersebut adalah :
- faktor fisik : perlakuan kurang tepat oleh manusia,
debu dan kotoran dan cahaya matahari yang langsung mengenai pustaka,
bencana alam (banjir, kebakaran).
- faktor kimiawi atau iklim : kelembaban udara tinggi,
suhu udara yang fluktuatif,reaksi kimia yang terjadikarena proses oksidasi
dan hidrolisa materi pustaka, dan pencemaran udara.
- faktor hayati : jamur (cendawan), serangga (kecoak
danngengat), dan hewan pengerat terutama tikus. Untuk mengatasi ini, bisa
dilakukan fumigasi, yaitu mengasapi bahan pustaka agar jamur tidak tumbuh,
binatang dan renik perusak lainnya mati.
Tindakan pencegahan
yang minimum dapat dilakukan adalah mengatur suhu ruangan. Suhu ruangan yang
ideal untuk mencegah kerusakan bahan pustaka adalah 20ºC – 24ºC, dengan
kelembaban 45% - 60% RH (relatif humidity). Untuk memperoleh suhu ini
diperlukan ‘air conditioning’ (AC) pada ruang perpustakaan. Selain itu perlu dipasang
‘thermohygrometer’ untuk mengukur kelembaban udara. Untuk menjaga kestabilan
suhu ruangan, pemasangan AC sebaiknya selama 24 jam. Turun naiknya suhu udara
akan mempengaruhi turun naiknya kelembaban ruangan, dan hal ini akan
mempercepat kerusakan bahan pustaka.
Untuk menjaga
keamanan dan mencegah kehilangan dan kerusakan bahan pustaka diperlukan : Locker,
meja pendaftaran pengunjung yang diawasi atau dijaga oleh seorang staf
perpustakaan (secara bergiliran), cermin kontrol untuk mengawasi tingkah laku dan
kegiatan pengguna di perpustakaan atau pintu ‘turnstyle’ untuk mengatur arus
keluar masuk pengguna perpustakaan.
Ø Tata kerja pengadaan
Pekerjaan rutin dalam
kegiatan pengadaan koleksi dimulai dari penyeleksian, pemesanan, penerimaan
hingga inventarisasi.
a) Menyeleksi daftar pustaka dari berbagai
sumber dan sarana pemilihan, katalog penerbit, toko buku, tinjauan buku, rekan
kerja di lingkungan internal, masyarakat umum yang menjadi pelanggan, dan
sebagainya.
- Menyeleksi buku
yang berasal dari hadiah atau tukar-menukar. Jika subjek tidak sesuai dengan
kebijakan pengembangan koleksi, sebaiknya buku di hibahkan kepada perpustakaan
lembaga lain.
- Mengecek daftar
tersebut apakah sudah dimiliki perpustakaan, sekaligus mengecek bibliografi
atau verikasi dan disesuaikan dengan dana yang tersedia. Pengecekan dilakukan
pada daftar desidarata, katalog, daftar pesan dan daftar bibliografi.
b) Pemesanan
- Jika membeli
melalui agen, ketik daftar pesanan 2 rangkap (satu untuk disimpan dalam jajaran
katalog, satu sebagai daftar desiderata, dan satu untuk dikirim ke agen).
- Jika membeli
melalui toko buku online, umumnya catatan hasil pesanan yang dilengkapi dengan
harga buku dan biaya pengiriman akan dikonfirmasi oleh took buku tersebut tidak
lama setelah transaksi dilakukan.
c)
Penerimaan
- Setelah buku
datang, periksa faktur (invoice) dengan daftar pesanan. Jika cocok,
keluarkan kartu pesan dan sisipkan ke dalam buku. Jika tidak cocok karena tidak
pesan atau karena buku cacat, kembalikan buku ke agen untuk ditukar.
- Menyusun kartu
pesan ke dalam jajaran daftar ‘buku dalam proses’.
d) Inventarisasi
- Menginventarisasi
buku ke dalam buku induk. Buku induk berisi informasi tentang nomor induk
(nomor ditulis juga pada buku), tanggal pencatatan, data buku yaitu nama
penulis, judul buku, edisi dan tahun terbit, penerbit, harga buku jika hasil
pembelian dan sumber buku jika hasil hadiah atau tukar menukar, dan keterangan.
- Bubuhi cap
perpustakaan dan cap registrasi.
2. Pengolahan
Setelah bahan pustaka
diterima dari bagian pengadaan, bahan pustaka mulai diolah. Kegiatan ini perlu
dilakukan secara cermat, mulai dari mencatat data bibliografi, menganalisis
subjek, menentukan nomor kelas dan titik akses (point access), pembuatan
perlengkapan fisik pustaka seperti label, sampul plastik, kartu dan kantong
buku. Setelah bahan pustaka siap, pengelola menyusunnya di rak, demikian pula
dengan kartu katalognya yang disusun di lemari katalog, hingga pengawasan dan
evaluasi koleksi. Pengolahan yang baik akan memudahkan sistem temu kembali (retrieval
system) dokumen secara cepat dan tepat.
Ø Dasar-dasar Pengolahan
Dalam pembuatan katalog deskriptif
yaitu kegiatan mencantumkan semua informasi mengenai buku, mulai dari judul
buku, penulis, penerbitan, edisi, sampai deskripsi fisik digunakan AACR2.
Kegiatan pengindeksan subjek adalah penentuan tajuk untuk setiap koleksi,
sementara itu penulisan tajuk entri adalah kegiatan yang penting karena menentukan
kemudahan akses pada suatu dokumen, di sini digunakan DDC. Tahap terakhir
pengolahan adalah memasukkan dan mencetak data dalam kartu katalog, serta
mencetak daftar pengerakan (shelflist) untuk kepentingan stock opname.
Pada pokoknya, pedoman yang digunakan adalah :
- Anglo-American Rules 2nd
ed. (AACR2) untuk
membuat deskripsi bibliografi, atau Peraturan Katalogisasi Indonesia,
edisi 4 (Perpustakaan Nasional, 1994)
- Daftar Tajuk Subjek untuk
Perpustakaan,
edisi 4 (Perpustakaan Nasional,1994) untuk menentukan tajuk subjek pustaka
- Dewey Decimal Classification (DDC) 21st ed. untuk
menentukan nomor panggil pustaka
- Dasar-dasar analisis untuk
pengindeksan subjek dokumen. Disadur dari karya A.G. Brown “An Introduction to
subject indexing section 2: subject analysis” (London, 1982)
Ø Tata Kerja Pengolahan
Tata kerja rutin
pengolahan dimulai dari pengatalogan deskriptif dan pengatalogan subjek,
melengkapi fisik buku hingga penyusunannya di rak.
a) Menerima buku atau bahan pustaka lain
dari Bagian Pengadaan disertai lembar kerja dan daftar pengiriman.
b) Pengatalogan
- Catat data buku ke
dalam lembar kerja. Keterangan yang perlu dicatat adalah keterangan seperti
yang dicatat dalam buku induk, ditambah deskripsi fisik buku dan catatan
eksemplar. Sisipkan lembar kerja pada buku.
- Membuat deskripsi
bibliografi (gunakan AACR2), menentukan tajuk subjek (gunakan Daftar
Tajuk Subjek), pemberian notasi kelas (gunakan DDC).
- Setelah lembar
kerja dicek, masukkan data ke dalam komputer dan cetak kartu katalog.
- Keluarkan kartu
pesan dari jajaran ‘buku dalam proses’, sisipkan ke dalam buku.
c) Melengkapi fisik buku
- Lengkapi buku
dengan perlengkapan fisik, yaitu sampul plastik jika perlu dan label nomor
panggil.
- Untuk keperluan
layanan sirkulasi, lengkapi buku dengan kartu dan kantong buku, serta lembaran
atau slip tanggal kembali.
d) Penyusunan
- Susun buku di rak
berdasarkan nomor klasifikasi (kegiatan ini disebut shelving). Ada 2
cara menyusun koleksi, yaitu penempatan relatif (berdasarkan nomor
kelas/subjek) dan penempatan tetap (berdasarkan nomor urutan pada rak). Susunan
bisa terpisah-pisah berdasarkan ukuran buku, dan kegunaan buku (misalnya buku
rujukan, buku biasa, dll). Untuk koleksi audiovisual sebaiknya disimpan dalam
ruangan ber-AC.
- Susun kartu katalog
di laci katalog berdasarkan jajaran entri judul buku berabjad, pengarang
berabjad, subjek berabjad dan nomor klasifikasi. Kemudian, susun kartu
shelflist, yaitu katalog khusus untuk digunakan dalam stock opname.
Ø Prosedur Pengolahan Majalah dan Surat
Kabar
Perbedaannya dengan pengolahan
buku, majalah dan surat kabar tidak perlu mengalami proses pengkatalogan dan
perlengkapan fisik sepertipada buku atau pustaka lain.
a)
Kirim
pesanan berlangganan pada agen sesuai kebijakan perpustakaan, dapat
berlangganan beberapa bulan, setahun atau bahkan lebih. Jika waktu langganan
selesai, dapat diperpanjang.
b)
Jika
majalah dan surat kabar datang, periksa fisik dan alamat tujuan. Jika cocok,
catat pada lembaran kardeks, jika tidak, kembalikan / klaim ke agen. Kardeks
berisi keterangan tentang judul majalah/surat kabar, alamat penerbit, frekuensi
terbit, volume serta nomor dan catatan tentang penerimaan selama satu tahun.
c)
Bubuhi
cap perpustakaan dan cap tanggal penerimaan.
d)
Jika
ada nomor yang belum diterima, kirim surat tagihan pada agen.
e)
Susun
majalah dan surat kabar pada rak display berdasarkan alfabetis judul majalah
atau surat kabar.
f)
Simpan
edisi lama dalam box bersama edisi sebelumnya yang diletakkan di rak yang
berbeda. Biasanya,majalah yang dianggap penting dijilid dalam jumlah edisi
tertentu.
3. Layanan
Sistem layanan
dibedakan 2 jenis, yaitu layanan terbuka dan layanan tertutup. Layanan terbuka
mempersilakan pengguna memilih sendiri pustaka yang diminati dari rak buku atau
pustaka lainnya, sedangkan layanan tertutup tidak mengizinkan pengguna langsung
ke rak. Dalam bagian ini, pembahasan layanan akan dibatasi.
Ø Dasar-dasar Layanan Pengguna
Layanan merupakan
tugas penting, karena bagian inilah yang memegang peranan dalam menyampaikan
informasi kepada pengguna. Pengguna adalah seluruh karyawan serta orang luar
yang diberi izin untuk memperoleh layanan.
Salah satu unsur
penting dalam layanan adalah petugas. Ia diberi wewenang untuk melayani
pengguna sehingga diharapkan memiliki persyaratan sebagai berikut, yang
tercantum pula dalam kode etik pustakawan :
- Sikap ramah dan sabar
- Pengetahuan yang luas terutama yang relevan dengan
lembaga tempat bekerja, seperti visi dan misi lembaga, kegiatan setiap
bagian di dalam lembaga. Petugas juga perlu mengikuti setiap pertemuan
yang berkaitan dengan kegiatan lembaga, berdiskusi dengan karyawan lainnya
serta mengikuti perkembangan profesinya, yaitu perpustakaan dan informasi.
- Keterampilan dan keahlian dalam menggunakan bahan-bahan
yang tersedia, termasuk mengakses bahan elektronik.
- Ketelitian
Ø Jenis Layanan Pengguna
Jenis layanan di
perpustakaan khusus disesuaikan dengan kebutuhan pengguna. Karena sifat
pengguna yang homogen, kebutuhan informasinya kurang lebih sama, sehingga
petugas perpustakaan dapat dengan lebih mudah memenuhi kebutuhan pengguna.
Layanan yang disebutkan di sini, adalah layanan minimal atau layanan dasar
perpustakaan, jenis layanan lainnya sangat tergantung pada lembaga induk
masing-masing :
a) Ruang baca. Suasana yang tenang dan
nyaman perlu diupayakan agar pengguna dapat membaca dengan tenang.
b) Sirkulasi. Layanan yang menyangkut
peminjaman dan pengembalian buku/bahan pustaka.
c) Layanan rujukan, menyediakan buku-buku
rujukan (referens) seperti kamus, ensiklopedi, direktori, buku tahunan, sumber
ilmu bumi, sumber riwayat hidup, bibliografi, indeks dan abstrak, dan melayani
menjawab pertanyaan yang diajukan.
d) Pendidikan Pemakai. Perpustakaan perlu
dan wajib memberikan layanan orientasi dan pendidikan pemakai kepada staf baru,
agar mampu memanfaatkan perpustakaan guna mendukung kegiatan yang berhubungan
dengan pekerjaan mereka. Kegiatan diadakan secara rutin bergantung kepada
masa penerimaan pegawai baru. Kepala perpustakaan bertugas menjelaskan
secara umum kegiatan dan layanan di perpustakaan, bagaimana menggunakan
katalog perpustakaan/OPAC, susunan pustaka di rak, dan peraturan perpustakaan
yang harus ditaati.
4. Promosi Perpustakaan
Meskipun perpustakaan
di sebuah lembaga memiliki pengguna yang sudah pasti, yaitu staf lembaga
tersebut, belum tentu mereka memanfaatkannya, baik dalam hal jumlah maupun
tingkat pemakaiannya. Untuk mengetahuinya diperlukan survei khusus.
Bagaimanapun juga, perpustakaan perlu dipromosikan.
Hakikat tujuan
promosi adalah membina dan mengembangkan kepercayaan pengguna kepada
perpustakaan. Dengan rasa percaya, pengguna bukan saja mengenal perpustakaan
dengan baik, tetapi mencintai perpustakaan, sehingga mereka akan
memanfaatkannya secara optimal dan bahkan menjaganya.
Promosi merupakan
salah satu unsur dari pemasaran yaitu product, price, place, promotion dan
processing. Unsur pertama di perpustakaan adalah berupa jasa, khususnya
layanan informasi. Perpustakaan harus dapat menentukan seperti apa layanan
informasi yang dibutuhkan staf lembaga terkait. Untuk melakukan layanan
tersebut, perlu diperhitungkan pula biaya yang diperlukan dan juga harga
informasi tersebut, yang umumnya hasil darikemas ulang. Place, atau
tempat pemasaran dilakukan adalah perpustakaan itu sendiri, mulai dari lokasi,
gedung, perabotan hingga staf perpustakaan. Lokasi yang strategis, rambu-rambu di
dalam gedung dan performa perpustakaan yang baik menentukan keberhasilan
promosi. Promosi adalah mengkomunikasikan keberadaan perpustakaan. Unsur
terakhir adalah processing, yaitu pengolahan dan penyajian data.
Statistik di perpustakaan setidaknya mencakup jumlah pengguna setiap harinya,
jumlah peminjaman, data koleksi (jumlah, jenis dan data per subjek, jumlah buku
rusak dan hilang), inventaris dan data tentang kebutuhan staf akan informasi
(dapat diligat dari jumlah dan jenis pertanyaan referensi). Pencatatan
statistik yang baik akan sangat membantu pimpinan dalam menentukan kebijakan
dan pengambilan keputusan.
Agar tujuan promosi
tercapai, perpustakaan sebaiknya melakukan ke-lima unsur pemasaran tersebut
yang merupakan satu kesatuan. Promosi dapat dilakukan dengan cara :
- menerbitkan informasi tentang perpustakaan
: accession list (daftar tambahan pustaka), bulletin perpustakaan,
brosur, indeks artikel, dan informasi lainnya
- memajang buku atau pustaka non buku di
ruang/rak pamer
- mengadakan
pendekatan proaktif ke pimpinan : untuk memperoleh kewenangan mengelola
perpustakaan dan berkoordinasi dengan seluruh bagian dilembaga induk, serta
mendapatkan fasilitas yang diperlukan untuk pengembangan perpustakaan secara
keseluruhan
- mengadakan pendekatan
proaktif ke pengguna : untuk mengetahui kebutuhan informasi dan kepuasan
pengguna
5. Pengembangan Perpustakaan
Pengembangan
perpustakaan perlu dilakukan perpustakaan agar tidak tertinggal dengan dunia
luar yang dinamis sekaligus menjaganya agar tetap sejalan dengan tujuan lembaga
induk. Umumnya ada 3 aspek yang perlu dikembangkan dalam perpustakaan, yaitu
pengembangan koleksi, pengembangan sarana simpan dan temu kembali koleksi, dan
pengembangan staf. Karena kegiatan pengembangan selalu memanfaatkan hasil
penelitian, dengan demikian hal-hal yang perlu diteliti adalah :
a) Survei pengguna. Survei yang dilakukan
adalah penelitian kebutuhan pengguna dan kepuasan pengguna terhadap
perpustakaan.
b) Stock opname. Survei dilakukan untuk
mengetahui kekuatan koleksi yang dimiliki, mulai dari mutu, harga dan tingkat
keterpakaiannya, dan bagaimana cara menginformasikannya.
c) Penelitian perkembangan teknologi
informasi. Survei dilakukan untuk mengetahui kemajuan teknologi, mulai dari
spesifikasi, harga, kualitas hingga pemeliharaannya, agar perpustakaan dapat
memanfaatkan teknologi yang praktis dan sesuai dengan kebutuhan.
d) Penjajagan kerjasama dan jaringan
dengan lembaga-lembaga yang terkait dengan lembaga induk. Hendaknya selalu
disadari bahwa tidak ada satu pun perpustakaan yang dapat memenuhi kebutuhan
semua orang dengan hanya mengandalkan koleksi sendiri. Lembaga yang dimaksud
adalah lembaga pemerintahan, lembaga LSM, penerbit dan toko buku, universitas,
atau perpustakaan-perpustakaan lain seperti Perpustakaan Nasional.
e) Penelitian kinerja staf perpustakaan.
Seluruh staf dibagian mana pun, tidak hanya pengelola perpustakaan, sebaiknya
diteliti tingkat kinerjanya. Dengan demikian, setelah mereka mengetahui tingkat
prestasi masing-masing, mereka dapat diarahkan untuk pengembangan selanjutnya.
Staf yang memiliki kemauan untuk maju dan memiliki pengetahuan dan keterampilan
yang baik adalah asset perusahaan yang sangat berharga.
Daftar Pustaka
Sedijoprapto,
Endang I. 2001. Perpustakaan khusus : keberadaannya dalam dalam institusi
serta dasar-dasar pengelolaannya. Jakarta: CV. Maju Bersama.
Stueart,
Robert D. dan Barbara B. Moran. 1987. Library management. 3rd
ed. Littleton, Colorado.
Wendell, Laura. 2001.
Perpustakaan untuk kita semua! : cara memulai dan mengelola sebuah
perpustakaan dasar. Jakarta: Coca-cola Foundation Indonesia.
Wijayanti, Luki.
2000. Tata kerja perpustakaan. Makalah dipresentasikan pada Pendidikan
Suspajarah TNI Angkatan 11 Bidang Dokumentasi dan Perpustakaan, Jakarta, Oktober-November.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar